Wednesday, May 18, 2011

Eksperimen itu asyik

Anda tentu tahu siapa itu Thomas Alva Edison, ya Edison si penemu bola lampu. Ada kisah menarik dari Pak Edison ini. Konon pak Edison berhasil membuat bola lampu yang menyala setelah 10.000 kali percobaan. Ketika di tanya bagaimana rasanya melakukan 10.000 percobaan yang gagal? Dia menjawab bahwa saya tidak gagal, saya bahkan telah menemukan 10.000 cara untuk membuat lampu yang tidak menyala!

Hikmah kisah pak Edison ini ada dua: (1) Kegigihan seorang penemu yang meyakini atas apa yang sedang dilakukannya. (2) Eksperimen tetap harus dilakukan walaupun berdasarkan teori hasilnya sudah dapat diprediksi.
Eksperimen itu penting karena hampir semua sensor syaraf menerima input atau sensasi. Berdasarkan teori para peneliti kerja otak, jika otak menerima satu informasi dari berbagai syaraf maka kemungkinan besar informasi itu akan tertanam lebih lama dalam memori. Dengan eksperimen hampir semua sensor syaraf menerima informasi.
Sebagai contoh: di bagian eksperimen ada eksperimen tentang benda jatuh. Sensasi yang dirasakan syaraf adalah sebagai berikut:
(1) Bagi orang yang menjatuhkan benda: tangan memegang benda, hidung mencium bau benda itu, sensasi yang dirasakan adalah benda terasa beratnya, kepadatannya, kekasarannya; sensasi ketinggian terasa saat ada di puncak bangunan; mata mengamati bagaimana benda jatuh; telinga mendengarkan bunyi tumbukan benda saat menyentuh lantai
(2) Bagi orang yang mencatat waktu benda jatuh: mata mengawasi benda tersebut, tangan siap-siap menekan stopwatch, telinga mendengarkan saat benda bertumbukan
Dengan eksperimen, kita dituntut juga untuk belajar memprediksi atau bahasa kerennya hipotesis. Sebagai contoh, jika batu dan sehelai bulu dijatuhkan, mana yang lebih dulu sampai ke tanah? Prediksi kita adalah lebih dulu batu yang sampai ke tanah. Apakah kecepatan jatuh benda tetap sepanjang perjalannya? Prediksinya akan makin cepat karena pengaruh percepatan gravitasi.

No comments: